Hah
begadang 3 tahun? Ngga salah?? Nggak, tidak ada yang salah. Itu pengalaman
pribadi saya ketika Abel (3y4m) mulai hadir menghiasi kehidupan kami. Kata
begadang bagi seorang ibu yang baru saja dikaruniai seorang bayi tentu menjadi
hal yang sangat lumrah, apalagi ibu baru
satu anak seperti saya, hampir semua ibu saya rasa pernah merasakan siang jadi
malam, malam jadi siang walaupun lama dan rentang waktu setiap ibu
berbeda-beda. Akan menjadi luar biasa ketika si anak tetap memiliki pola tidur
seperti itu hingga usia nya 3 tahun, tidur menjelang subuh, dan bangun di siang
bolong.
Saya
sendiri sebetulnya tidak percaya bahwa saya dan suami berhasil menjalankan tugas dari Allah swt ini, kami adalah orang tua yang bekerja, tentu bukan hal yang
mudah mengatur waktu agar tidak “pingsan” saat di kantor karena jam tidur malam
yang Cuma 2 jam saja. Awalnya kami kira Abel hanya begadang 1-3 bulan saja,
namun masa-masa indah tidur jam 10 malam pun tak kunjung datang. Tidak hanya
itu, Abel pun bangun di jam yang kebanyakan teman sebayanya sudah makan 2 kali dan
sudah mandi bahkan mau siap-siap tidur siang.. jam berapa tebak? Jam 12 siang,
bahkan pernah lebih!! Jelas saja jam 12 siang wong dia tidur jam 4 pagi. Di
awal-awal kelahiran Abel, saya nonstop begadang sampai sebulan, dan setelahnya
saya masuk RS fix karena kelelahan.
Banyak
orang berpesan ini itu, tips agar anak tidak begadang semua sudah saya lakukan, dari ajak main
siang hari sampai capek, trus jangan di kasih tidur, iya sih dia nggak tidur,
Cuma abis maghrib dia tidur sendiri dong, kirain bablas sampai pagi ya, NOPE!
Jam 10 dia bangun sodara-sodara hahaa.. dan dari jam 10 itulah kisah begadang
kami dimulai hingga jam 4 pagi. Begitu setertusnya hingga 3 tahun. Mau tidur
jam berapapun, mau tidur secepat apapun, mau dia se lelah apapun, tepat jam
10-11 malam dia bangun, PAS ketika papa nya pulang kerja. Kami menyadari bahwa
kebiasaan ini tidak baik, saya hampir frustasi memikirkanya, entah cara apalagi
yang harus saya lakukan, mulai dari menyeka badannya dengan air hangat, membeli
essencial oil yang dapat membuat tidur nyenyak, pakai aroma terapi lah, sampe
minta air ke orang pinter aja udah *bakar menyan*. Terlebih usia Abel saat ini
adalah usia Golden Age di mana sel-sel otak itu berkembang pada malam hari, sel
sel di tubuhnya beregenerasi, dimana itu terjadi saat kita tidur, sementara
kita nggak tidur, truss sel-sel otak anak saya nggak berkembang baik bagaimana,
trus kalau regerasinya terhambat bagaimana, tentu semua ketakutan itu sudah
saya lalui.
Menurut
pakar yang saya kutip dari Tabloid Nova, bahwa ada empat penyebab anak menjadi sulit tidur (begadang).
1 Kebutuhan bereksplorasi
Anak di atas usia dua tahun, memiliki fisik
yang kuat. Ia juga memiliki keinginan mengeksplorasi dunia di sekeliling yang
kuat. Ia dapat berjalan ke mana pun yang ia hendaki. Memanjat, mengambil mainan
sendiri, bermain segala macam mainan, dan sebagainya. Hal ini membuat balita
tidak mau kehilangan kesempatan bereksplorasi. Oleh karena itu, ia seringkali
terlihat menahan kantuk dan berusaha bangun agar kesempatan ini tidak hilang
karena tertidur. Bila diajak tidur pun, ia akan berusaha keluar kamar. Padahal, semakin lama, ia akan semakin
lelah. Dan bila terlalu lelah, akan makin sulit bagi anak untuk tidur. Lama
kelamaan, karena pola ini berulang setiap hari, Si Kecil pun akan tidur semakin
larut.
Nah ini lah yang menurut saya factor terbesar ya, dari siang
dia eksplore terus sepertinya energinya gak habis-habis. Dan malam hari ketika
begadang tuh ibarat kayak baru ketemu lawan main, karena pas papa nya pulang.
Jd puas banget dia mainnya seperti nggak ketemu papanya berhari-hari.
2.
Aktivitas di siang hari/sebelum tidur
Perlu
pula diperhatikan, apa saja yang dilakukan balita pada siang hari. Energi
balita sangat besar. Bila sepanjang hari ia menonton teve, bisa dipastikan pada
waktunya ia seharusnya tidur malam, ia tetap lincah karena energinya masih
berlebih. Padahal, tubuhnya sebetulnya perlu beristirahat.
Lalu,
perhatikan juga apa yang ditonton di siang hari. Film-film yang menakutkan dan
sinetron remaja atau sinetron orangtua dapat membuat anak takut, sehingga ia
sulit tidur. Film yang menegangkan pun akan membuat otak balita tetap
alert alias waspada dan membuatnya susah tidur. Maka, akan sangat baik
bila minimal 2 jam sebelum tidur, balita tidak menonton tayangan apa pun.
Nah kalau
anak saya, siang hari aktifitasnya pun sangat banyak, bermain dengan temannya,
bermain sepeda, lari-larian, naik odong- odong pun ngga ketinggalan. Nah
perntanyaan terbesar saya, kenapa kalao udah tertidur kok masih kebangun lagi?
Padahal kondisinya udah capek banget, udah kenyang, makan udah, nyusu udah,
bersih-bersih dan salin baju juga udah. Tetep bangun!
3
Waktu tidur siang
Perhatikan,
berapa jam ia tidur siang. Bila siang hari ia tidur 4 jam atau lebih, sangat
mungkin ia akan tidur paling cepat pukul 22.00 malam. Semakin lama ia tidur
siang, semakin malam ia akan tidur malam. Bila hal ini terjadi, cobalah untuk
membangunkannya dengan lembut bila ia sudah tidur selama tiga jam. Setelah
bangun, ajak ia bermain di tempat tidurnya. Baru setelah ia terbangun dengan
penuh kesadaran (fully awake), ajak ia keluar kamar.
Inilah tantangan
terbesar kami, tidur siang untuk anak yang bangun siang jam berapa ibu ibu?
Tentu saja sulit, bangun sudah jam 12 siang, mata nya tetep On sampai maghrib.
Alhasil anakku jarang sekali tidur siang.
4
Separation anxiety
Beberapa
balita mengalami rasa takut ditinggal orang terdekat (separation anxiety).
Orang terdekat di hati balita biasanya adalah ibunya.
Ciri
separation anxiety ringan adalah takut kehilangan ibunya bila ia tertidur.
Sehingga ia berusaha sedemikian rupa agar terus bermain dan bersama ibunya
ketika malam menjelang tidur. Nah, bila hal ini yang terjadi, perhatikan berapa
lama ibu bermain intens bersama balita di siang hari tanpa diselingi memasak,
memakai smartphone, menelepon atau nonton tv.
Separation
anxiety juga bisa tetap muncul bila ibu ada di rumah tapi menyerahkan anak
sepenuhnya pada pengasuh dan tanpa bermain bersama ibu. Apalagi kalau anak
sering ditinggal pergi tanpa pamit alias dibohongi.
Ini mungkin bisa
juga terjadi ya, karena saya bekerja dari pagi sampai sore, sementara suami
dari sore sampai malam, jadi ketika Abel berkumpul dengan mama dan papanya dia
mau puas-puasin main dulu. Akhirnya rasa lelah dan ngantuk tidak lagi iya
rasakan, iya hanya ingin bermain dengan orang tuanya. Tapi sebisa mungkin ketika saya berangkat kerja, alasan yang saya buat tidak membohongi Abel, melainkan beneran pamit mau kerja.
Apabila
kita belum bisa merubah keadaan, maka berdamailah dengan keadaan!
Ya
berdamai dengan keadaan, saya mencoba berdamai dengan jam tidur Abel, saya
tidak ingin menyalahkan siapapun, menyalahkan orang tua saya yang ketika anak
saya begadang mereka siap menemani bermain hingga pagi, menyalahkan jam kerja
suami yang berangkat jam 3 sore, dan pulang larut malam sehingga kerap membuat
anak saya terbangun di malam hari, menyalahkan Abel yang saat itu energinya luar
biasa banyak, tidak habis-habis. Tapi saya dan suami lah yang harus menerima,
kalau ini pesan dari Allah untuk kami, saya berkali-kali berkonsultasi dengan
ahli, namun semua hanya berbalik dengan segambreng saran-saran yang sebetunya
sudah kami coba dan kami tau jawabnya. Bukan kami tidak mau berusaha lagi, tapi
kami ingin saran yang menguatkan kami kalau semua ini adalah tantangan dari
Allah, sebuah pesan dimana saya haru lebih sabar, dimana saya bisa menerima
keadaan yang tidak biasa ini. Saran yang bisa meyakinkan kami bahwa ini pasti
berlalu dan bisa dirubah.
Ada
satu ahli yang akhirnya menguatkan jiwa kami, Dokter kandungan saat saya hamil
Abel, beliau berpesan kalau Anak itu titipan Allah dengan segala kelebihan dan
kekuranggannya, dengan segala keadaan dan suka duka yang menyertainya. Kami
sudah di karuniai anak yang sehat dan sempurna, lalu apalagi yang kurang, tugas
kami selanjutnya adalah mendidik, merawat dengan kasih sayang, menjaga dan
menanamkan hal-hal baik. Lalu apa yang di takutkan? Takut sel-sel tidak
berkembang? Talut regenerasi tubuh terhambat? Lillahi ta’Ala.. Allah yang punya
kuasa. Lakukan hal-hal yang anak suka ketika di terbangun, mengajarkannya
mengaji, membacakannya ayat suci, mengenal huruf hijaiyah, mengenal hal-hal
lain yang tidak bisa dilakukan di siang hari. Bukankah di agama kita bahwa
bangun di sepertiga malam itu bagus? Iya bagus untuk beribadah. Lalu apakah
mengajarkan anak dan mendidik anak bukan ibadah? Nah Niatkan dalam hati kita
bahwa saat saya bermain dengan anak saya ini adalah ibadah saya, saya ikhlas. Tunjukan
ke anak kita bahwa kita juga nyaman dengan kodisinya, kita bahagia menemani dia
bermain, lunakkan hatinya, ceritakan kisah-kisah baik.
Tuh
adem banget ngga sih diceramahin kayak gitu. Langsung Celossss aja nih hati,
berasa banget kalo saya nggak bersyukur. Anak menerima kita tanpa syarat, tapi
kenapa kita banyak menuntut. Jalani saja. Ikhlas saja. Nikmati saja.
Kekita
kita enjoy dan menikmati (Ikhlas), maka keadaan perlahan mengikuti!
Yaaa,,
seperti lagu “Badai pasti berlalu” yakin kalau Allah nggak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya. Nah itulah yang yang kami alami sampai akhirnya semua berubah setelah 3
tahun, suami jam kerjanya tidak lagi sore hingga malam, melainkan normal
seperti saya. Kini Abel tidur pukul 11 malam (masih malam untuk ukuran
anak-anak) tapi itu adalah pencapaian terbesar kami. Bangun pagi pukul 7-8
pagi, dan tidur sore. Ahhhh rasanya luar biasa, lalu apa hikmah yang saya
dapat.. Abel belajar banyak di malam hari, karena hatinya senang berkumpul
dengan saya dan papanya, sehingga apa saja yang saya ajarkan kepadanya dapat
diserap dengan cepat dan baik, kemampuan biacara Abel yang naik drastis, kami
mencoba untuk selalu membacakan buku dan cerita setiap malam. Even itu jam 1
malam atau jam 3 pagi, saya lakonin dan saya sangat puas dengan hasilnya, Kalau
sampai subuh dia masih belum tidur, saya bacakan doa-doa sehari hari dan hingga
hari ini abel sudah hapal doa mau tidur, doa mau makan , doa untuk orang tua,
Surah Al fatihah, dan Hafal semua huruf Hijaiyah. Masha Allah J malah saya kerepotan kalau semakin
pagi saya bangun, maka semakin pagi juga abel bangun ahahaha.. ngerasain juga
berangkat kerja di tangisin anak. Karena biasanya kemarin-kemarin kan dia masih
belum bangun.
So saya suka gatel sama ibu-ibu muda yang baru melahirkan dan
begadang baru 2 minggu saja sudah koar-koar di sosmed seolah olah cuma dia yang paling menderita dan kurang tidur.. Saya jadi lebih
belajar untuk menyikapi hal dari sisi yang bebeda, dan tidak ada yang instan
semua butuh proses apalagi menjadi orang tua. Banyak lika likunya, khususnya bagi kami orang tua baru, kalau cerita kayak gini sama emak-emak senior mungkin saya diketawain, " ahh kamu baru satu kan, nanti cobain sensasi lain kalau anak 3" ngeeekkk.. tuh ini mah belum ada apa-apanya kan berarti dibanding perjuangan ibu-ibu lain diluar sana. Yuk sama-sama menyemangati untuk jadi orang tua yang nerima dan ikhlas. saya pun masih belajar, belajar dan belajar.
Thanks for reading ya, biar lebih akrab yuk tinggalkan pesan di comment xoxo
Regards,
Errika Ayu.
Sama persis apa yg saya rasakan mba 😭 sampai saat ini, usia anak saya 2,9 bulan masih begadang
BalasHapus