Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga, Hari pertama Abel masuk sekolah. Di tata tertib nya sih tertulis ngga boleh di tungguin, tapi karena masih masa orientasi selama seminggu jadi boleh di temani dulu. Kelompok Belajar di KB/RA Al Ihsan Akbar di bagi menjadi 2 kelas. KB Merpati 1 dan KB Merpati 2. Abel masuk ke KB Merpati 2. Lama kegiatan disekolahnya 2,5 jam seminggu 3 kali hari senin, rabu dan jumat untuk merpati 1, dan selasa, kamis, jum'at untuk merpati 2.
Hari pertama masuk sekolah Abel bener-bener excited. Berangkat sekolah semangat 45. sampai disekolah juga Abel nggak nangis, dan berani tampil ke atas untuk nyanyi dan jawab pertanyaan (walaupun jawabnya nggak nyambung sama pertanyaan :p ). Duduk di baris terdepan, ikutin perintah bu guru pokoknya nice boy banget deh. Sampai di sesi makan, karena udah nyusu pas berangkat, pas di kasih snack ya nggak kemakan. Snack nya nugget ayam 3 biji sama kentang goreng. Seminggu pertama (masa orientasi) Abel sekolah selama seminggu berturut-turut senin-jum'at. Mungkin karena belum pernah ada kegiatan intens rutin setiap hari, hari ke 4 Abel mulai nggak mau sekolah. Capek katanya. dari situ udah mulai deh bujuk rayuan dimulai. Dari yang setiap hari terlambat, sampai akhirnya tiap sampai gerbang sekolah nggak mau masuk. Mamanya harus ikut masuk juga.
Dan 3 minggu sudah saya ikut kegiatan Abel di dalam kelas. Dari yang awalnya di beri dispensasi, lama-lama ibu kepsek sudah beri peringatan secara lisan, saya di ajak ngomong baik-baik kalau ini adalah proses tiap anak yang baru pertama kali sekolah. memang berbeda-beda, tapi hampir semua seperti Abel, solusinya hanya satu. Saya harus tega, saya harus yakin kalau Abel bisa beradaptasi dengan baik lancar. kalau saya sendiri masih cemas dan nggak tega, bagaimana dengan Abel sendiri. Pasti dia nggak merasa nyaman. Dari situ saya merasa nggak enak hati. Teman-teman Abel yang lain sudah semua di tinggal, nggak ada lagi yang di temani orang tuanya. Hanya tinggal Abel dan satu orang temannya yang masih di tungguin. Segitu lamanya kah Abel beradaptasi? tidak, saya yakin Abel mampu.
Beberapa hari setelahnya, ada salah seorang teman saya yang anaknya sebaya dengan Abel, kebetulan juga sama-sama baru masuk sekolah menulis status di sosial media. Di dalam status teman saya, isinya kurang lebih sama dengan yang saya alami. Awal-awal masuk sekolah semangat banget, lama-lama malah jadi malas ke sekolah. Entah apa alasannya tapi intinya semangat yang menggebu-gebu dulu itu hilang lenyap gitu aja. Saya spontan mengomentari statusnya. Saya bilang " sama banget ama Abel, tiba-tiba aja kok malah nggak mau sekolah ya". Beberapa menit kemudian ada seorang temannya yang ikut mengomentari keluhan kami itu.
Intinya bahwa anak menangis saat awal-awal sekolah sangat amatlah wajar, semacam separation anxiety istilahnya. Nangis dan berontak hanya pas ditinggal aja, setelahnya dia happy-happy aja tuh main sama guru dan teman-temanya. Dalam keadaan seperti itu, kita harus support dia terus, banyak trik dan tips yang diterapkan untuk membuat anak excited, dan kasih keyakinan terus menerus. Memang perlu kerja sama antara guru dan orang tua murid, supaya anak jadi lebih percara diri. dan anak mampu untuk mengatur emosinya sendiri. Dan kita cari cara serta strategi untuk support dan menghargai perasaannya.
Kan ngga mungkin juga kalo kita diemin itu berlarut-larut. Lakukan pendekatan dengan anak saat santai dirumah, cari tau kenapa sedih saat disekolah, kan ya mungkin saja saat disekolah ada teman atau guru yang bully, tapi kalau ngga indikasi bullying berarti memang sedang masa adaptasi dan masih merasa kurang nyaman dengan orang-orang serta susasana baru disekolah. akan lebih nyaman kalau di rumah kita ngobrol sama dia tentang temannya di sekolah, kegiatannya, gurunya, dll (minta informasi dari guru). Kita juga bisa bikin kegiatan yang sama ma di sekolah, nyanyi lagu yang sama, baca buku cerita yg sama, dll, supaya anak berasa ada konsistensi antara rumah dan sekolah.
Cara lain yang ga semua orang suka tapi lumayan manjur terutama untuk anak yang masih kecil dan belum terlalu bisa komunikasi adalah sistem rewards, tetap harus dikomunikasikan dan dijelaskan "aturan mainnya" ke anak supaya dia paham, boleh aja kok diobrolin ke anak sejak malam sebelum berangkat sekolah dan dibahas lagi di pagi harinya. Misal : reward sticker kalau nggak nangis/rewel pas diantar. Bisa kita tempel di bajunya pas kita mau ninggalin dia di sekolah kalau dia ga nangis, atau titip guru utk tempel di bajunya kalau anak gak nangis pas kita tinggal. Karena kadang hal simple begitu aja bisa bikin dia bangga dan cerita ke temannya, on how clever she/he was not to cry when we leave. Biasanya kalau anak udah nyaman dengan lingkungan sekolahnya (punya temen, punya guru yang dia percaya, dll. sedikit2 dia bakalan mandiri kok, ga perlu reward lagi hehe)
Membaca masukan diatas, saya kayak dapat suntikan semangat, akhirnya saya sadar juga, kalau Abel seperti itu memang bukan karena nggak cocok atau nggak betah tapi memang sudah fasenya, ada memang beberapa temannya yang nggak pake nangis saat di tinggal orang tuanya, tapi ya kan tiap anak beda-beda. Mulai dari situ saya selalu sempatkan untuk bicara dengan kepsek dan guru kelasnya, wajar nggak sih Abel masih kayak gitu, jawaban gurunya cuma satu, "Ibu harus tega, ibu yakin Abel mampu kan? kita kerja sama ya bu, cuma sementara kok, kalau abelnya udah nyaman, di jamin nanti malah nggak mau di temani sama mamanya" . Ya udah besok nya saya mulai tinggal Abel nya, nangis? pasti dong! :))
Trus saya juga coba nerapin sistem reward pakai stciker. Saya beli 2 lembar sticker harga @10.000 an , di rumah saya bilang kalau abel nggak nangis di sekolah, nanti dapat sticker ini dari mama sama dari bu hani. Abel boleh pilih mau di tempel di baju atau di tas. Hari pertama alhamdulillah berhasil, saya tempelin sticker buaya, dan gurunya tempelin sticker jerapah. dann guess whaat? trick ini berhasil dalam waktu 1 minggu,, yeeey..
Hari jumat, gurunya sent pict, kebetulan Abel lagi pakai seragam koko putih, saya perhatiin kok baju abel kayak kotor ada bintik-bintik gtu, sampai rumah ternyata baju abel penuh sama sticker tempel, kata gurunya, itu reward karena selama seminggu nggak nangis hihi.. Alhamdulillah semenjak hari itu Abel udah nggak nangis lagi. Perkembangannya juga pesat, jauh lebih mandiri, saya cuma anter sampai gerbang sekolah, lepas sepatu sendiri taruh di rak sepatu sesuai label nama, taruh ambil apapun milik sendiri sesuai lokernya dia. Pokoknya senang banget Abel sudah bisa ditinggal. Saya jadi nggak telat terus kekantor dan waktu pagi juga lebih singkat karena nggak rewel nolak berangkat sekolah.
Sekian dulu cerita masa awal-awal Abel disekolah, mugkin bisa jadi ide atau inspirasi untuk ibu-ibu yang anaknya mengalami hal serupa dengan Abel. Tunggu cerita selanjutnya yaa.. thanks for reading :)
Regards,
semangat sekolahnya abel, mudah-mudahan soleh dan cerdas ya, aamiin
BalasHapussalam
gabrilla